Mahasiswa dari PPKn UMS Memberikan Kontribusi Positif dalam KKN-Dik di Gorontalo

Rayhan Firman Prasetya, mahasiswa dari PPKn UMS telah memberikan kontribusi yang signifikan melalui Program KKN-Dik di Gorontalo. Dalam wawancara eksklusif dengan kami, Rayhan membagikan pengalaman dan motivasinya dalam mengikuti program ini.

“Motivasi saya untuk mengikuti KKN-Dik adalah untuk melatih kemandirian pribadi dan mengukur sejauh mana saya bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang baru, terutama yang memiliki bahasa, budaya, dan kebiasaan yang berbeda,” ungkap Rayhan.

Menurutnya, KKN-Dik memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama bagi sekolah Muhammadiyah di luar Jawa. “Sekolah Muhammadiyah di sini hanya memiliki sedikit siswa dan guru, sehingga kehadiran KKN-Dik sangat membantu dalam proses pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, serta meningkatkan minat belajar siswa,” jelasnya.

Selama menjalankan KKN-Dik di Gorontalo, Rayhan aktif mengajar berbagai kegiatan, seperti Jumat Bersih, Jumat Sehat, English Discussion Group, mengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), dan mengadakan Kajian Ahad Pagi.

Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, Rayhan menjalankan langkah-langkah yang terencana dengan baik. “Saya memulainya dengan observasi pembelajaran di kelas, kemudian menanyakan materi yang belum dipahami siswa, dan membuat modul ajar agar pembelajaran lebih tersusun dan sistematis,” tambahnya.

Rayhan juga menekankan pentingnya menerima masukan dan saran dari pihak terkait untuk meningkatkan kualitas kegiatan KKN-Dik di masa depan.

Tantangan terbesar yang dihadapi Rayhan selama KKN-Dik adalah menjaga komunikasi yang baik dengan rekan tim dan menurunkan ego pribadi agar program kerja berjalan sesuai dengan kesepakatan.

Dalam berkolaborasi dengan berbagai pihak, Rayhan aktif bekerja sama dengan pengurus PCM dan guru sekolah, seperti mengajar TPQ, mengadakan kajian, serta memperkaya kosa kata bahasa Inggris melalui English Discussion Group.

Dari pengalaman ini, Rayhan belajar untuk menjadi pemimpin yang berani mengambil keputusan, berkomunikasi, dan public speaking. Setelah program KKN berakhir, ia berniat untuk menerapkan pelajaran yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti lebih percaya diri berbicara di depan orang banyak dan berani mengambil keputusan.

Rayhan juga memberikan pesan dan saran bagi mereka yang ingin mengikuti KKN-Dik di luar Jawa. “Pikirkan matang-matang terlebih dahulu, baik dari segi dana, kesiapan mental, maupun program kerja. KKN berlangsung selama lebih dari satu bulan dan akan banyak terjadi kejutan yang tidak terduga,” tutupnya, memberikan dorongan bagi calon peserta KKN-Dik.